100 Firma Hukum Indonesia Terbaik versi Hukumonline 2024
Pendekatan holistik DNT tidak hanya terbatas pada layanan hukum, tetapi juga mencakup inovasi dan tanggung jawab sosial.
Tim Publikasi Hukumonline
Sore itu, Managing Partner Kantor Pengacara Dalimunthe & Tampubolon (DNT)Bahasa Indonesia: Pahrur Dalimunthe mengenang awal perjalanan DNT dengan rasa takjub. Ditemui di kantornya yang berlokasi di Gambir, Jakarta Pusat, ia masih ingat betul bahwa salah satu motivasi mendirikan DNT adalah kewajiban untuk membuka saluran yang dapat membantu sesama. Perjalanan itu bahkan dianggap sebagai mukjizat dan tidak lepas dari kuasa Tuhan.
“Kami selalu punya pemahaman bahwa kami harus membuka saluran untuk membantu orang lain. Seperti yang Boris katakan waktu itu: 'kalau piring sudah kami siapkan, Tuhan akan sediakan nasi, lauk, dan sebagainya',” kata Pahrur.
Keyakinan itu terbukti. Sepanjang berdirinya firma hukum ini, 'nasi', 'lauk', dan segala macam hal datang silih berganti. Meski tak sepenuhnya paham asal muasalnya, keduanya meyakini semua itu adalah dampak dari komitmen DNT untuk memberikan bantuan hukum yang tulus dan bermutu. Keduanya memandang hukum bukan sekadar tugas praktis dan komersial; tetapi juga sebagai panggilan untuk berbagi dan menyebarluaskan nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam sebuah wawancara dengan Hukumonline, Mitra Pengelola Kantor Pengacara Dalimunthe & Tampubolon Boris Tampubolon mengatakan, meskipun pemahaman hukum (teori dan praktik) memainkan peran penting,… pengacara kebaikan harus menggunakan hatinya. Di tengah banyaknya kasus pro bono yang telah atau sedang ditangani, DNT tetap berupaya memberdayakan korban secara berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya memberikan solusi hukum, tetapi juga menegaskan komitmen DNT untuk memberikan dampak positif yang lebih luas.
“Menjalani proses hukum itu butuh biaya. Setelah itu, kita bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk mempersiapkan rumah aman, biaya hidup sehari-hari, dan berusaha memastikan mereka dapat memulai hidup baru dan kembali bekerja dengan baik. Kami melakukan segala yang kami bisa. Kami tidak dapat meminta mereka berjuang tanpa uang untuk keluarga mereka, atau kehidupan yang layak. Prinsip ini mengalir. Dari keinginan dasar untuk membantu dan melayani, dalam praktiknya kami tergerak dan berpikir 'apa yang dapat kami lakukan untuk membantu mereka yang membutuhkan?'” kata Boris.
Dibesarkan di Rahim LBH
Sebelum mendirikan DNT, Pahrur dan Boris sudah menjadi rekan kerja di LBH Jakarta. Dalam perjalanannya, Pahrur kemudian meniti karier di lembaga pemerintahan, sementara Boris pindah ke LBH Mawar Saron. Namun, meski berganti pendampingan, keduanya sepakat bahwa pengalaman tumbuh dan berkembang dalam rahim LBH memiliki peran penting yang memengaruhi pandangan mereka terhadap dunia hukum dan advokasi.
“Pengalaman ini memberi kami perspektif yang lebih holistik terhadap kasus-kasus yang ditangani oleh DNT. Pengalaman ini juga memberikan nilai tambah yang signifikan di mata klien,” jelas Pahrur.
Sumber: hukumonline
Source link