Kata waris dan wasiat tidak dapat dipisahkan satu sama lain, meskipun terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Wirjono Prodjodikoro dalam Hukum Waris di Indonesia menjelaskan bahwa pewarisan adalah tentang apakah dan bagaimana hak dan kewajiban mengenai kekayaan seseorang pada saat kematiannya akan dialihkan kepada orang lain yang masih hidup.
Sedangkan wasiat menurut Pasal 875 Kitab Undang-Undang Hukum Perdataadalah akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa yang diinginkannya setelah meninggal dunia dan yang dapat dibatalkan olehnya. Pemberian wasiat diberikan saat pembuat wasiat masih hidup, tetapi pelaksanaannya dilakukan saat pembuat wasiat meninggal dunia.
Pasal 874 KUH Perdata menyatakan bahwa segala harta kekayaan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia adalah milik para ahli warisnya menurut undang-undang, selama yang bersangkutan belum mengambil keputusan yang sah mengenai hal itu, yang salah satunya adalah dengan membuat wasiat.
Di sini dapat dikatakan bahwa jika ada surat wasiat yang sah, maka surat wasiat tersebut harus dilaksanakan oleh ahli waris. Sebaliknya, jika tidak ada surat wasiat, maka semua harta warisan yang ditinggalkan oleh ahli waris menjadi milik ahli waris.
Sumber: hukumonline
Source link
