Meninjau royalti dan hak terkait di ruang komersial

Ketua National Collective Management Institute (LMKN) Dharma Oratmangun menekankan bahwa penyaringan burung atau rekaman suara alami di restoran atau tempat bisnis tidak selalu bebas dari kewajiban royalti. Menurut Dharma, dalam setiap rekaman audio – termasuk suara burung dan suara alam – ada hak produser fonogram sebagai pemilik rekaman. Untuk alasan ini, ada kewajiban aktor bisnis untuk membayar royalti hak cipta dan hak terkait di dalamnya.

Sebelumnya, mari kita pahami makna dari sejumlah istilah di atas. Hukum Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta (Hukum Hak Cipta) mengatur bahwa royalti adalah penghargaan untuk pemanfaatan hak -hak ekonomi suatu penciptaan atau produk terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait.

Hukum Nomor 28 tahun 2014 Mengenai Hak Cipta (Undang -Undang Hak Cipta) mengatur bahwa royalti adalah penghargaan untuk pemanfaatan hak ekonomi suatu penciptaan atau produk terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait terkait

Hukum Nomor 14 dari 2016 tentang paten (hukum paten) menyatakan bahwa royalti adalah hadiah yang diberikan untuk penggunaan hak atas paten. Sementara itu Menteri Peraturan Keuangan Nomor 201/PMK.04/2020 dari 2020 menjelaskan bahwa biaya royalti dan lisensi, selanjutnya disebut royalti, adalah biaya yang harus dibayar oleh pembeli secara langsung atau tidak langsung sebagai persyaratan untuk membeli dan menjual barang impor yang berisi hak kekayaan intelektual (IPR).